Selasa, 19 April 2016

3R (Reuse Reduce Recycle) Sampah

3R atau Reuse, Reduce, dan Recycle sampai sekarang masih menjadi cara terbaik dalam mengelola dan menangani sampah dengan berbagai permasalahannya. Penerapan sistem 3R atau reuse, reduce, dan recycle menjadi salah satu solusi pengelolaan sampah di samping mengolah sampah menjadi kompos atau meanfaatkan sampah menjadi sumber listrik (PLTSa; Pembangkit Listrik Tenaga Sampah). Justru pengelolaan sampah dengan sistem 3R (Reuse Reduce Recycle) dapat dilaksanakan oleh setiap orang dalam kegiatan sehari-hari.
3R terdiri atas reuse, reduce, dan recycle. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.
Melakukan 3R (Reuse Reduce Recycle) Setiap Hari. Mengelola sampah dengan sistem 3R (Reuse Reduce Recycle) dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja (setiap hari), di mana saja, dan tanpa biaya. Yang dibutuhkan hanya sedikit waktu dan kepedulian kita.
Berikut adalah kegiatan 3R (Reuse Reduce Recycle) yang dapat dilakukan di rumah, sekolah, kantor, ataupun di tempat-tempat umum lainnya.

 Contoh kegiatan reuse sehari-hari:
  • Pilihlah wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau berulang-ulang. Misalnya, pergunakan serbet dari kain dari pada menggunakan tissu, menggunakan baterai yang dapat di charge kembali.
  • Gunakan kembali wadah atau kemasan yang telah kosong untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya. Misalnya botol bekas minuman digunakan kembali menjadi tempat minyak goreng.
  • Gunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.
  • Gunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis.
  • Gunakan email (surat elektronik) untuk berkirim surat.
  • https://mepow.files.wordpress.com/2010/01/tas-daur-ulang.jpg
  • Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan
Contoh kegiatan reduce sehari-hari:
  • Pilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang.
  • Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar.
  • Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya alat tulis yang bisa diisi ulang kembali).
  • Maksimumkan penggunaan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.
  • Kurangi penggunaan bahan sekali pakai.
  • Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi.
  • Hindari membeli dan memakai barang-barang yang kurang perlu.
Contoh kegiatan recycle sehari-hari:
  • Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai.
  • Olah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali.
  • Lakukan pengolahan sampah organic menjadi kompos.
  • Lakukan pengolahan sampah non organic menjadi barang yang bermanfaat.
 3R atau Reuse, Reduce, dan Recycle sebenarnya sederhana dapat dilakukan oleh siapa saja, di mana saja, dan kapan saja serta tidak membutuhkan biaya yang besar. Namun dari 3R yang sederhana ini bisa memberikan dampak yang signifikan bagi penanganan sampah yang sering menjadi permasalahan di sekitar kita. Ingin melihat dampaknya, langsung saja dicoba!

http://blog.pricelist.co.id/wp-content/uploads/2014/10/daurulang-kotakpensil.jpg



Senin, 18 April 2016

Perhelatan Dumas GenRe Ponorogo 2016



       Remaja putra-putri berenggak-lenggok tampak menunjukkan kepiawaiannya di panggung ruang Seminar Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Satu-persatu bergantian menjawab soal dari dewan juri. Itulah sepotong perhelatan Duta Mahasiswa(Dumas) Generasi Berencana(GenRe) 2016.
Perhelatan Duta Mahasiswa GenRe ini merupakan kegiatan tahunan Unit Kegiatan Mahasiswa(UKM) Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Mahasiswa Fajar Melati Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Pada tahun sebelumnya pasangan Siska Indah Taufiq Diani dan Heri Susanto, mahasiswa semester 6 Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, telah membawa nama baik Unmuh Ponorogo dan Kabupaten Ponorogo dalam pemilihan Duta Mahasiswa Genre Jawa Timur 2015. Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan mulai tanggal 31 Maret - 4 April 2016 ini mencari bibit-bibit kader genre yang berkualitas serta mampu bersosialisasi kepada teman sebaya mengenai program Triad KRR.

Bukan hanya itu Duta Genre juga diharuskan memiliki kepribadian yang baik, integritas yang mumpuni, dan kemampuan berbicara di depan publik dengan ciamik. Apa tugas utama seorang Duta Genre? Tugas mereka adalah sebagai penyambung pesan dari BKKBN kepada generasi muda di seluruh Indonesia agar memiliki pemahaman yang baik tentang keluarga berencana, kependudukan, dan pembangunan keluarga. Remaja dipilih sebagai objek utama karena merekalah masa depan Indonesia.
Antusias pemilihan Dumas GenRe tahun ini diluar perkiraan panitia. Pasalnya syarat dan ketentuan yang sangat terbuka. Mahasiswa maksimal semester 4, berpenampilan menarik, serta peduli untuk menyampaikan kontribusi ide dan gagasan untuk menjauhi TRIAD KRR bagi remaja Ponorogo sesuai dengan tema “Remaja = Masa Depan Bangsa, Peduli Remaja = Peduli Masa Depan Bangsa”. TRIAD KRR sendiri merupakan tiga masalah rentan remaja yaitu penyalagunaan napza(narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya), HIV/AIDS, dan seksualitas.
Menjadi Duta Genre memang tidak mudah. Ajangnya memang mirip-mirip pemilihan atau kompetisi mencari putri Indonesia atau Kakang Senduk Kabupaten Ponorogo. Ini memang dikompetisikan untuk menjaring putra dan putri terbaik Ponorogo yang layak dijadikan Duta Genre. Selain persoalan kependudukan, KB, dan pembangunan keluarga, para Duta Genre juga mesti paham dengan BKKBN sebagai entitas negara yang mengurusi persoalan ini, memiliki kepribadian yang menarik, intergritasnya baik, memahami seluk beluk kerumahtanggaan, bahkan piawai table manner, sampai punya kemampuan public speaking yang lumayan. Kemampuan-kemampuan ini berkelindan satu dan yang lainnya.
Tentu, tak hanya sepasang Duta Genre yang punya tanggung jawab. Di setiap pemilihan, BKKBN setempat lazim sudah diwanti-wanti pemenang untuk aktif menjadi rule model buat remaja sebaya.

Tercatat 54 mahasiswa dari berbagai program studi di Unmuh Ponorogo mendaftar dalam perhelatan kali ini. Setelah dari serangkaian seleksi wawancara dan presentasi terpilihlah 13 putra dan 15 putri sebagai finalis grand final Dumas GenRe 2016 untuk menjawab pertanyaan yang telah diundi dari dewan juri. Hanya 14 besar terbaiklah yang berhak memasuki tahap selanjutnya. Terlihat jawaban peserta jauh lebih matang dari kemampuan presentasi, penyuluhan, serta pemahaman materi.
Arif Mujahidin selaku juri perhelatan ini mengungkapkan mahasiswa harus mampu memaksimalkan potensinya sebagai remaja salah satunya dengan menjadi Duta Mahasiswa GenRe 2016. Beliau menargetkan Dumas GenRe tahun ini bisa menembus level nasional. “Perwakilan Ponorogo pernah mencicipi tingkat nasional. Saya menargetkan tahun ini kita bisa kembali merebut posisi tersebut,” ucapnya optimis.
Berkaca dari tahun lalu, perhelatan ini menitikberatan kemampuan peserta untuk memberikan penyuluhan melalui simulasi dengan berbagai kondisi seperti penyuluhan untuk ODHA, pergaulan bebas pada anak-anak, bahaya merokok dan lain-lain.
Setelah serangkaian seleksi akhirnya terpilihlah Titis Wiratama dan Rika Aprilia Samsul sebagai juara pertama, Ganang Arya M.-Madina Eka Putri sebagai juara kedua, Irvan Nugroho-Thalia Ayu Almaida sebagai juara ketiga.
“Semua peserta telah menjadi juara karena telah ikut peduli terhadap remaja Ponorogo,” ujar Puji Lestari selaku ketua umum UKM PIKM Fajar Melati. Panitia pun berharap semua peserta nantinya ikut berkontribusi dalam program kerja UKM PIKM Fajar Melati.
Arif Mujahidin menambahkan harapannya bagi pemenang Dumas GenRe 2016 dapat menjadi juara nasional seperti beberapa tahun sebelumnya.” Cita-citanya pemenang Dumas GenRe 2016 dapat juara hingga tingkat nasional.”(Tika/Toon/GP)